PadahalAllah SWT menjanjikan imbalan yang dahsyat bagi mereka yang mampu menahan amarah. Hal tersebut terdapat dalam surat Al Imran ayat 133-134 yaitu, doa berasal dari Bahasa Arab yang berarti memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, dan memohon. Kelima hal tersebut adalah beberapa janji Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang
GALAMEDIA - Mungkin hingga saat ini masih ada orang muslim yang percaya bahwa ada 'orang pintar' yang bisa memanggil dan mendatangkan arwah orang yang sudah meninggal dunia. Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari keyakinan batil semacam ini. Pasalnya, keyakinan seperti itu jelas-jelas bertentangan dengan ayat Al-Qur’ Ta’ala berfirman, “Allah memegang jiwa orang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” QS. Az-Zumar 42Maka ruh yang telah Allah Ta’ala tetapkan kematiannya, akan Allah tahan di kehidupannya di alam kubur alam barzakh sampai datangnya hari Ta’ala berfirman menceritakan tentang angan-angan orang-orang kafir agar bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki amal shalih yang dulu pernah mereka tinggalkan selama hidup di dunia,“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” QS. Al-Mu’minuun 99-100Menurut dua ayat di atas, ruh orang yang sudah meninggal dunia tetap berada di alam kubur, sampai datangnya hari kiamat. Lalu bagaimana mungkin di sana ada dukun yang mengklaim mampu mendatangkan arwah-arwah tersebut, padahal mereka di genggaman Allah Ta’ala di alam barzakh?Kita pun telah mengetahui secara pasti dalam agama Islam bahwa orang-orang mukmin akan mendapatkan nikmat ketika berada di alam kubur. Sebaliknya, orang-orang fajir dan orang kafir akan diadzab di alam kubur. Sebagaimana hal ini telah banyak ditunjukkan oleh berbagai dalil klaim orang pintar tersebut bisa diterima, maka konsekuensinya adalah ada di antara penghuni kubur yang tidak mendapatkan adzab atau nikmat kubur. Dan hal ini tidaklah mungkin secara syar’i. Karena Allah Ta’ala telah menjadikan adzab atau nikmat kubur tersebut sebagai balasan atas apa yang dulu mereka perbuat ketika masih hidup di itu, alam kubur itu berada di bawah hukum dan kekuasaan Allah Ta’ala, bukan di bawah kekuasaan satu pun makhluk-Nya. Sehingga apa saja yang tidak mampu dilakukan terhadap manusia yang masih hidup di dunia, juga tidak akan mampu dilakukan terhadap manusia yang sudah perbuatan orang pintar yang mengklaim mampu memanggil arwah orang yang sudah mati itu hanyalah trik untuk mengambil harta manusia secara batil dan merusak aqidah kaum muslimin. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal a'lam.*** Editor Dicky Aditya Tags Terkini
DariAbu Hurairah RA, Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim) “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas Ya Sahabat Medina Rahimahullah...Seperti yang kita ketahui jika Haji dan Umroh merupakan ibadah yang bersifat mahdhoh atau yang erat membutuhkan harta benda. Namun bukan berarti hanya orang yang mampu saja yang dapat ke Baitullah Ka'bah. Yakinlah bahwa Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup. Harus dengan “niat dan keinginan yang kuat” yang dimanifestasikan dalam tindakan kita. Berdoa setiap waktu dan mengerahkan segenap tenaga dan usahanya untuk bisa pergi ke Baitullah. Keinginan yang kuat akan menuntun kita ke jalan menuju Baitullah. Semoga Allah menguatkan niat dan memudahkan langkah kita untuk berkunjung ke Baitullah. Aamiin allahumma aamiin 🤲🏼 •••••••••••••••••••••••••••• CAHAYA MEDINA TOURSHead OfficeJl. Brigjend Katamso Wedoro, Kec. Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61256AllahMaha Perkasa, tidak ada yang dapat menentang ketetapan-Nya. Azab yang menimpa orang-orang kafir itu tidak dapat ditolak seorangpun dan tidak ada yang mampu membalas-Nya. keras dari atas mereka dan goncangan dari bawah mereka hingga mereka pun berjongkok di atas lutut tanpa seorang pun yang memanggil dan menyahut. “Lalu Allah menyama September 10, 2016September 9, 2016 Renungan Keluarga Allah Sabtu, 10 September 2016 BACAAN HARI INI Mazmur 681-36 RHEMA HARI INI Mazmur 6829 Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami. Sebagai anak Tuhan, tentu kita rindu agar hidup kita dipakai untuk memuliakan nama-Nya. Namun, ketika Tuhan memanggil kita, seringkalinya kita memberikan jawaban yang berlawanan dengan Nabi Yesaya. “Tuhan, ini aku, utuslah dia.” Mungkin sebenarnya kita ingin melakukannya, tetapi tiba-tiba saja kita merasa tidak layak. Kita merasa bahwa seseorang atau orang-orang lain di sekitar kitalah yang lebih mampu melakukannya. Dia lebih pandai. Mereka lebih bertalenta. Singkatnya, kita merasa bahwa itu bukanlah bagian kita. Kita lupa, bahwa Allah tidak memanggil kita karena kemampuan kita. Justru Dialah yang akan memampukan kita. Yang jadi masalah adalah apakah kita mau atau tidak. Apakah kita bersedia untuk memenuhi panggilanNya? Ketahuilah, bahwa ketika Tuhan memanggil kita, Dia tidak sedang bermain dadu. Bukan sebuah probabilitas. Namun Dia telah merencanakannya sedemikian rupa sejak sebelum dunia dijadikan. Dia telah memilih setiap dari kita untuk suatu tugas khusus. Dia jugalah yang telah menenun kita di dalam kandungan. Tentu Dia sudah menaruh benih-benih yang akan memperlengkapi kita dalam memenuhi rencana dan panggilan-Nya. Di dalam Alkitab, kita dapat membaca berbagai kisah di mana Tuhan memilih beragam orang untuk rencana besar-Nya. Mereka yang dipilih-Nya adalah bermacam pribadi yang memiliki kekurangan dan kelemahan mereka tersendiri. Dari seorang kakek tua, penipu, anak manja, pembunuh, pelacur, janda, nelayan, sampai pemungut cukai dan bahkan pembantai. Di masa kini, kita mengenal Nick Vujicic yang terlahir tanpa lengan dan kaki. Mereka adalah bukti nyata bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja secara luar biasa. Seperti semua tokoh itu, Tuhan menciptakan kita berbeda-beda. Setiap dari kita memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dikaruniai talenta dan kemampuan yang berlainan. Tepat seperti yang direncanakan-Nya. Ya, kita tidak perlu menjadi sempurna untuk memenuhi panggilan Tuhan. Sebab, di dalam kelemahan kitalah kuasa-Nya menjadi sempurna. RENUNGAN Ini waktunya untuk berhenti banyak bicara dan MULAI BERGERAK. APLIKASI Apakah ada sesuatu yang Tuhan minta dari Anda, tetapi Anda masih ragu? Kenapa? Menurut Anda, kenapa Tuhan sering memakai orang-orang biasa untuk melakukan berbagai macam perkara besar? Komitmen apa yang dapat Anda ambil untuk mulai bergerak demi memenuhi panggilan Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Terima kasih, ya, Tuhan, pada hari ini Engkau telah mengingatkan kami bahwa siapa pun kami, apa pun keterbatasan kami, Engkau tetap memilih kami. Terima kasih karena Engkau telah melayakkan kami untuk rencana-Mu. Tuhan, beri kami kekuatan untuk dapat mulai melangkah dan memenuhi panggilan-Mu dalam hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Keluaran 19-21Allahtidak memanggil yang mampu. Allah memampukan siapa saja yang mau, yang rindu dan yakin ——— Cetak dan abadikan kenangannya Sebagai obat rinduKetika mendengar atau setiap terucap doa “Labbaik Allahumma labbaik, Labbaika la syarika laka Labbaik. Innal hamda, wanni’mata laka wal mulk, La syarika lak.” Hati ini semakin bergetar dan tak akan sanggup untuk menahan tangisan kerinduan; “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, Tidak ada sekutu bagi–Nya, Ya Allah aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untuk-Mu semata-mata. Segenap kerajaan untuk-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu”. Sebuah kerinduan akan Baitullah tak lagi terbendung, bila lantunan talbiyah terus mengiang di telinga, maka lepaskan semua kesibukan, dan berlarilah menuju Allah. Namun, bila engkau tak sanggup berlari, maka berjalanlah. Bila tak sanggup juga, maka merangkaklah. Jangan hanya diam. Karena jarak itu tak akan mengecil kecuali engkau melangkah mendekatinya. Sungguh karunia yang begitu besar bagi yang terpilih menjadi tamu Allah. Akan tetapi walaupun Allah sudah mengundang secara resmi melalui firman Qs Ali Imran; 96-97 namun belum tentu kita semua diberi kemampuan dan kesempatan memenuhi undangan Allah tersebut. Begitulah kerinduan di jiwa setiap muslim untuk berusaha memampukan diri melakukan perjalanan suci ke Baitullah serta menyinggahi kota Nabi sangatlah besar. Akan tetapi mengapa hati kita selalu ragu untuk menuju Baitullah? mengapa pula kita merasa belum mampu ke Baitullah? dan mengapa hati kita selalu terbelenggu dunia dan ketidakyakinan? Keniscayaannya dibutuhkan sebuah keyakinan yang harus kita miliki sebagai mana sebuah hadist yang diriwayatkan dalam HR. Al-Fakihani dalam Akhbaru Makkah, jika orang yang melaksanakan haji dan orang yang melaksanakan umrah adalah tetamu Allah. Allah SWT akan memberi apa yang mereka minta; akan mengabulkan doa yang mereka panjatkan; akan mengganti biaya yang telah mereka keluarkan; dan akan melipat-gandakan setiap satu dirham menjadi satu juta dirham.” Menyoal derajat keyakinan seseorang Ibnu Taimiyah membagi pengertian yakin itu kepada 3 derajat, yaitu 1.Ilmu yakin yaitu keyakinan yang didasarkan kepada pendengaran, pemberitaan, kabar. 2.’Ainun yakin yaitu keyakinan karena berdasar penglihatan dengan mata, mempersaksikan sendiri. 3. ’Haqqul-yakin yaitu keyakinan yang timbul karena turut mengalami sendiri, merasakan dan menghayatinya. Ibnu Taimiyah memberikan perumpamaan tentang tingkat dan derajatnya satu demi satu, dengan mengambil contoh mengenai madu. Derajat yang pertama ilmul-yakin,seseorang mendengar bahwa di suatu tempat ada tersedia madu. Dia percaya karena orang yang memberitahukan itu adalah seseorang yang lurus siddik. Dia percaya karena di tempat yang disebutkan itu memang banyak di jumpai madu. Kemudian, dia melihat dan mempersasikan sendiri madu itu dengan mata kepalanya. Dia melihat warna yang kemerah-merahan seperti air gula, kental dan lain-lain. Pada saat itu, keyakinannya meningkat kepada ainul-yakin. Akhirnya, dia mencoba mencicipi madu itu, terasa manis dan segar, rasa dan lezatnya memang benar-benar madu. Di sini kepercayaannya meningkat mencapai derajat haqqul-yakin, keyakinan yang pasti. ’Majmu-aitul Rasa-ilil Kubra’’,oleh Ibnu Taimiyah, jilid II, hal. 159. Sebuah jaminan untuk ibadah haji atau umrah, Allah sudah menyebarluaskan panggilan atau undangan ini kepada seluruh umat manusia. Undangan ini sudah dibuat oleh Allah dan disebarluaskan untuk hambaNya sejak ribuan tahun lalu oleh Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Rasulullah SAW, undangan ini akan tetap ada sampai akhir zaman. Yakinlah bahwa Allah itu tidak memanggil orang yang mampu, tetapi Allah memampukan orang yang terpanggil’, selalu mantapkan hati dan yakinkan diri jika tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup, haruslah jika niat dan keinginan yang kuat itu dimanifestasikan dalam ibadah dan ikhtiar kita secara istiqomah. Salah satu ciri orang yang layak menjadi tamu Allah adalah orang yang memang dalam keseharianya adalah orang yang taat kepada Allah.. Man Jadda Wa Jadda.
Sudahsepatutnyalah kita bersyukur kepada Tuhan yang telah memanggil kita menjadi para hamba-Nya. Ia mempercayakan tugas panggilan itu kepada kita, yang penuh dosa dan semestinya tidak layak menjadi para hamba-Nya. Jadi, kita menjadi seorang pelayan, itu bukan karena kita hebat dan mampu, namun karena anugerah-Nya lah yang melayakkan kita.
Yoh103 Dengan demikian kita tidak dapat memanggil nama seseorang termasuk nama orang-orang kudus apalagi nama Allah dengan tidak hormat. Maksudnya Allah swt hanya memerintahkan perkara-perkara yang mampu ia lakukan tidak menyulitkan dan membebani hamba-hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Hajj 22 ayat 78. 354 Contoh
Allah SWT tidak memanggil orang yang mampu. Tapi Allah SWT memampukan orang yang bijak itu memang benar. Karena faktanya hari ini. Ada 4 tipe manusia. Yaitu 1 ada orang mampu tapi tidak mau, 2 ada yang mampu tapi mau, 3 ada yang tidak mampu tapi tidak mau, dan 4 ada yang tidak mampu tapi mau. Dan siapa pun kita, pasti ada di ada dua kata penting, MAMPU dan MAU. Di manakah kita?Mari kita tilik lebih jauh. Siapakah yang berada di antara “mampu” dan “mau”. Di banyak sisi kehidupan manusia pasti terjadi. Seperti saat pandemi Covid-19 ini, vaksinasi ada di mana-mana tapi masih ada yang tidak mau. Tapi ada pula yang mau vaksin tapi dia tidak mampu ke mana dia harus di-vaksin? Itu nyata terjadi, antara mampu dan mau. Begitu pula contoh berikut ini1. Mampu dan Mau. Siapa pun manusia yang sehat hari ini. Ada yang mampu beribadah dan mau beribadah. Semua perintah Allah SWT dilakukannya atas dasar mampu dan mau. Berbuat kebaikan untuk orang banyak pun mampu dilakukan, mau dikerjakan. Mampu dan Mampu dan tidak mau. Tapi ada juga di dekat kita, orang-orang yang mampu karena sehat tapi tidak mau beribadah dan berbuat kebaikan. Hidupnya hanya untuk diri sendiri saja. Beli gawai baru mampu, beli pulsa ratusan ribu mampu, beli mainan jutaan mampu. Tapi untuk berkuran seekor kambing atau sapi tidak mau. Itulah mampu dan tidak Tidak Mampu dan mau. Manusia yang tidak mampu tapi mau memang langka dan tergolong luar biasa. Tidak sedikit orang tidak mampu di sekeliling kita. Tapi mereka mau melakukan ibadah terbaik dan berbuat kebaikan. Kerjanya hanya pemulung tapi mampu menabung untuk berkurban setiap tahun Kerjanya hanya tukang parkir tapi mampu umrah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak mampu dan Tidak Mampu dan Tidak Mau. Nah, ini kondisi manusia yang agak repot dan harus introspeksi diri. Manusia yang diciptakan Allah SWT untuk beribadah tapi tidak dilakukannya. Sakit, miskin, atau tidak mampu lainnya. Tapi kenapa tidak mau beribadah? Lalu mau apa hidup di muka bumi yang jelas-jelas anugerah Allah SWT. Itulah manusia tidak mampu dan tidak jadi, orang-orang yang mampu dan tidak mampu tapi tidak mau bersifat individualis. Hidup hanya bertumpu pada keadaannya sendiri. Tanpa mau melihat dan berbuat untuk orang sehat dan pikiran itu bisa jadi obat sekaligus racun. Sehat dan pikiran itu akan jadi obat bila dilandasi hati Nurani dan rasa cinta untuk sesama. Selalu menebar kebaikan dan berbuat nyata untuk kemanfaatan umat dengan penuh rasa syukur. Sementara sehat dan pikiran bisa jadi racun. Apabila dilandasi sifat individualis, tidak peduli, serakah, benci, dan iri. Jadi terserah, mau pilih yang mana? Sehat dan pikiran mau jadi obat yang manjur atau racun yang sahabat literasi. Dalam hidup ini, hidup siapa pun. Ketika satu pintu tertutup. Maka pintu lain akan terbuka. Tapi banyak orang memandangi pintu yang tertutup begitu lama dan meratapinya. Sehingga tidak mampu melihat pintu yang terbuka. Untuk jalan kebaikan dan kemanfaatan kepada orang di momen Idul Adha 1442 H. Berkurbanlah dengan seekor kambing atau sapi. Semampu yang dipunya. Sebagai wujud rasa syukur dan ikhtiar memperbaiki ibadah kepada Allah SWT. Sambil terus istiqomah dalam bertutur kata, berpikir dan berbuat yang baik dan siapalah kita ini. Manusia itu hakikatnya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Semua yang dimiliki hanya hak pakai, hanya titipan dari Allah SWT. Dan setelah kematian tiba, semuanya tidak akan ada yang dibawa sedikit pun. Semuanya akan ditinggalkan. Tapi milik kita adalah sedekah, amal jariyah, dan kurban yang dibelanjakan di jalan Allah benarnya. Allah SWT tidak memanggil orang yang mampu. Tapi Allah SWT memampukan orang yang beribadah dan berjuang di jalan kebaikan, di jalan Allah SWT. Insya Allah, sehat dan berkah bersama kita, amiin. Salam literasi TBMLenteraPustaka TamanBacaan BacaBukanMaen